Menggunakan KB 1 bulan dan tidak menstruasi, apa penyebabnya ?
S
Info Penanya: S, Wanita, 23 Tahun
Dok, aku menggunakan kb suntik 1 bulan sekali , biasanya haid aku lancar setiap bulanya. Tp ini sudah terlambat 3 bulan aku tidak haid, dan aku tanya ke bidan jawabannya cuma gpp.. gimana ya dok.
3186 Views
0 Balasan
Dijawab Oleh dr. Rahmita Dewi
(0)
Selamat pagi, S.KB suntik ialah jenis KB hormonal yang diberikan melalui penyuntikan di bagian tubuh tertentu wanita. Periode pemakaiannya terbagi menjadi dua yakni satu bulan dan tiga bulan. Tingkat keberhasilan KB suntik sama tingginya dengan jenis KB hormonal lainnya dan karena tidak harus digunakan setiap hari maka KB suntik masih banyak digunakan. Namun demikian, KB suntik tidak luput dari berbagai efek samping sama halnya dengan jenis KB lainnya.
Adapun berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan, antara lainnya ialah :
gangguan siklus menstruasi, dapat lebih banyak atau bahkan berhenti sama sekali
kenaikan berat badan yang bisa tidak terkendali
timbulnya gejala nyeri kepala, nyeri payudara, perut kembung hingga gangguan mood atau suasana hati
kepadatan tulang yang terganggu saat menggunakan KB suntik
tidak memberikan efek proteksi terhadap penyakit menular seksual
setelah suntik dihentikan, mungkin membutuhkan hitungan bulanan hingga tahunan untuk kembali subur
Mengenai keadaan tidak menstruasi pada Anda, meruapakan salah satu efek samping yang paling sering dialami para pengguna KB suntik. Hal tersebut terjadi sebagai efek samping dari gangguan keseimbangan hormon pengatur siklus haid yang aktivitasnya ditekan sebagai upaya pencegahan kehamilan. Hal ini umumnya memang masih dalam batas normal. Akan tetapi jika Anda khawatir dan merasa tidak nyaman ada baiknya untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter Kandungan. Semantara Anda dapat membantu melancarkan haid dengan mengonsumsi air rebusan jahe, kunyit dan bubuk kayu manis. Anda juga dapat mempertimbangkan penggunaan KB jenis lainnya seperti Pil KB atau IUD agar dapat mengalami haid secara lebih lancar.Salam sehat, dr. Rahmita Dewi