Air merupakan komponen terpenting bagi tubuh. Komposisi air yang diperlukan dalam tubuh sekitar ±60%. Air berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, menjaga kestabilan sistem organ, membuang racun dan sisa makanan dari dalam tubuh, sebagai media transportasi nutrisi untuk sel-sel tubuh, dan menjaga kelembapan kulit agar kulit tetap sehat.Tubuh yang kekurangan cairan akan mengalami dehidrasi. Kondisi ini terjadi jika air yang keluar tubuh lebih banyak dibanding yang diterima. Biasanya, dehidrasi disertai hilangnya elektrolit dalam tubuh. Normalnya, air dalam tubuh bisa keluar melalui keringat, napas, air liur, urine, maupun feses.Setiap orang, mulai dari bayi hingga dewasa, bisa mengalami dehidrasi. Penyebab utama dehidrasi pada bayi dan anak-anak adalah diare serta muntah. Meski dua hal ini juga dapat dialami orang dewasa, masih ada beberapa faktor lain yang menyebabkan dehidrasi.Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2015, ada 1,7 miliar kasus diare di seluruh dunia, yang menewaskan setidaknya 500.000 balita. Salah satu komplikasi diare adalah dehidrasi, yang menjadi komplikasi dengan jumlah kematian tertinggi. Sebagian pasien diare akan mengalami dehidrasi, jika tak segera mendapat pertolongan medis. Sebanyak 50% di antaranya berisiko meninggal. Oleh karena itu, penting untuk mengenal dehidrasi dengan lebih baik.
Satu-satunya pengobatan yang efektif untuk dehidrasi adalah dengan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang. Pemberian larutan rehidrasi oral atau oralit bisa dilakukan pada bayi dan anak-anak yang mengalami dehidrasi akibat diare maupun muntah. Larutan ini mengandung air dan garam dalam komposisi tertentu, yang dapat mengembalikan hilangnya cairan dan elektrolit.Sementara itu, pasien dewasa yang mengalami dehidrasi ringan karena diare maupun muntah, disarankan minum lebih banyak air atau cairan lain. Salah satunya adalah larutan rehidrasi oral. Ada beberapa cairan yang tidak cocok dikonsumsi sebagai cairan pengganti, yaitu jus apel, susu, air jahe, serta air kaldu, karena mengandung glukosa terlalu tinggi, atau rendah natrium. Cairan pengganti yang tidak tepat, malah akan memperburuk kondisi dehidrasi.Anak-anak dan orang dewasa yang mengalami dehidrasi berat, sebaiknya mendapatkan perawatan di ruang gawat darurat rumah sakit. Pasien akan mendapat asupan cairan melalui pembuluh vena (intravena). Sebab, cairan akan cepat diserap tubuh, sekaligus mendorong pemulihan.Pasien dehidrasi berat membutuhkan evaluasi laboratorium, selain terapi rehidrasi intravena yang dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama fokus untuk mengatasi kondisi darurat dehidrasi, yaitu syok yang memerlukan penanganan segera. Pada tahap ini, pasien bisa mendapatkan cairan kristaloid isotonik, seperti ringer lactate (RL) atau NaCl 0,9 persen sebesar 20 mL/kgBB melalui intravena. Sementara itu, tahap kedua lebih berfokus pada pemeliharaan cairan.